Rabu, 25 Maret 2009

RISET PRINTER CANON SENDIRI

Bagi yang memerlukan Resetter Canon iP 1200, 1300, 1600, 1800, 1880,1980, 2200, 2500, setelah berpetualang saya menemukan sebuah software yang saya dapat dari web orang rusia yang bisa digunakan lebih dari satu macam jenis printer teritama type canon iP.



Disamping bisa mereset banyak jenis printer software ini juga mendukung:
  • reset Ink Counter
  • Reset Waste Ink Counter
  • Print Head Cleaning
  • Cleaning
  • Dry Level
  • Change Model
  • EEPROM Operation
  • dan Print Head Test


    Cara pengoprasiannya pun lumayan mudah, tinggal jalankan tanpa perlu mengisntal, kalau printer anda terdeteksi langsung tertampil, tinggal lakukan operasi yang diperlukan.
    Download:

    Resetter Canon Type iP
    iP-tool (184 KB)
    Download (versi 0.9.2)
    Versi 1.1.4 (baru)

PRINTER

Penjelasan Printer adalah suatu alat untuk mencetak semua tulisan, dokumen, yang terlihat pada layar monitor, dan lain-lain yang terkandung dalam komputer termasuk data distorage. Printer termasuk peralatan output yang dinamakan peripheral.
Beberapa jenis printer yang berada di pasaran sebagai berikut :- Letter Quality- Dot matrix- Thermal printer- Ink Jet printer- Laser- Plotter
a. Letter QualityAdalah printer yang dapat mencetak dengan kualitas seperti mesin tik jadi tulisannya adalah padat dan jelas. jenis letter Quality menggunakan element untuk mencetak huruf-huruf, seperti mesin tik IBM elektrik yang menggunakan element bola. Kelemahan dad letter quality printer adalah kecepatanya yaitu rata-rataantara 8-80 karakter per detik tetapi kelemahannya tidak dapat mencetak graflk.



b. Dot MatrixDot matrix adalah system pembentukkan karakter dari sejumlah titk-titik Printer dot matrix mempunyai element yang terdiri dari jarum-jarum yang menekan pita sehingga dapat mencetak pada kertas. Cara mencetak tersebut dinamakan impact. Kelebihan dari printer ini adalah kecepatan cetaknya yang mencapai 400 cps, yaitu lima kali lebih cepat dan dapat mencetak graflk, tetapi kulaitas hurufnya tidak sebagus letter Quality. Kelemahan Cara printer ini bekerja adalah mencetak dari kiri ke kanan , kemudian dari kanan ke kiri pada baris berikutnya sehingga untuk mencetak satu baris teks menjadi lambat.
c. Thermal PrinterKualitas thermal printer sama dengan dot matrix karena prinsip kerjanya sama, hanya thermal printer menggunakan panas dan bukan tekanan atau impact. Keuntungan dari thermal printer adalah lebih. tenang (tidak berisik) dan mempunyai kecepatan tinggi yaitu 6 halaman per menit, kelemahannya adalah harus menggunakan kertas khusus.
d. Ink jet Printer Inkjet menggunakan tinta. 'Penyemprotannya" menggunakan muatan listrik Sehingga labih tenang dan mempunyai kecepatan tinggi yaitu s/d 270 cps, Dan dapat ditengkapi dengan tinta berwarna. Kelemahannya ink jet printer harus menggunakan kertas khusus sehingga cetakan harus kering sebelumwama lain menimpanya.
e. Laser PrinterCara kerja printer ini hampir sama dengan mesin fotocopy, perbedaanya pada mesin fotocopy bayangannya difokuskan pada silinder yang berputar sedangkan laser printer bayangannya diciptakan dengan titik per titik oleh semiconductor laser. Kualitas tulisan laser hampir sama dengan letter quality karena 1cm terdih dad 750 titik-titik. Kecepatan mencetaknya adalah 8 halaman permenit Kelemahannya mahal.
f. Interface-Printer dapat dihubungkan dengan komputer secara seri dengan RS-232C atau parallel dengan Centronic. Tetapi karena belum standarnya dunia teknologi komputer dan printer maka untuk menjalankan printer yang berlainan dengan jenis komputemya maka dapat digunakan perangkat lunak.
g. PlotterPlotter merupakan salah satu peralatan output yang digunakan untuk menggambar grafik dan lain-lain. Perbedaannya dengan printer menggunakan sistem digital, yaitu analog. Contoh plotter grafik adalah ECG(Electro Cardiograph) yaitu alat yang digunakan untuk mengetahui potensial dari denyutan jantung, atau jarum seismograph untuk mencatat getaran bumi. Plotter dapat menggambar grafik pada kertas, plastik, maupun pada plastik transparan untuk digunakan dalam proyektor.
Metoda Pencarian Kerusakan
Flow Chart mendeteksi kerusakan pada printer dot matrix

Keterangan :
1.
Rangkaian Power SupplyRangkaian PS AC terdiri dari Sekering, FET, dan transistor bertahanan kecil.Ranglaian PS Output DC terdiri dari Kapasitor Elektrolit, Dioda dengan pendingin
2.
Sensor KertasSensor kertas mendeteksi keberadaan kertas pada rak printer. Bentuknya berupa limit switch
3.
Rangkaian PengontrolTerdiri dari IC penggerak motor roller (SLA 7022) dan penggerak head. Cek sekering dan sensor head(limit switch membatasi gerak head ke arah kiri)
4.
MotherboardSalah satu komponen penting adalah BIOS printer. Jika test print tidak bekerja, maka BIOS tidak berfungsi dengan baik
Perawatan PrinterRata-rata printer memiliki ketahanan selama 4-5 tahun pemakaian normal. Setiap 3 bulan diharuskan membersihkan printer secara keseluruhan Lepaskan dari catu daya, keluarkan dan bersihkan printer dengan sikat lunak dan vacuum cleaner dengan pipa kecil Usahakan tempatkan printer pada tempat yang aman dan bersih jauhdari cairan, lemak, debu, sumber panas (termasuk matahari temperatur aman adalah 25-35 derajat celcius C) dan mesin listrik
Mengatasi Masalah pada PrinterPemakaian kertas yang tidak tepat dapat menghasilkan cetakan yang buruk, kertas bias macet Kawat korona dan rollers menjadi kotor sehingga anda harus sering membersihkannya. Pada fussing roller, suhu dapat mencapai 200 derajat celcius oleh karena itu jangan menggunakan kertas tinta. 1 kop surat yang peka terhadap panas. Beberapa perekat pada label atau amplop cenderung meleleh, pada suhu tinggi, sehingga mengakibatkan kemacetan kertas dan kerusakan komponen printer. Film overhead transparan dapat digunakan sepanjang kriterianya sesuai untuk ketahanan suhu dan ukuran.
Pemecahan Masalah Pada Printer LaserJet
No.
Masalah
Penyebab/Pemecahan
1.
Daerah yang meredup sepanjang halaman
- Turunkan tombol kerapatan kertas;- Ganti catridge toner;- Kertas terlalu lembab
2.
Tetesan, goresan dari daerah yang meredup
- Kertas terlalu lembab- Kawat pemindah korona perlu dibersihkan
3.
Goresan hitam pada bagian depan kertas
- Bersihkan dan ganti lapisan roller fusing - Bersihkan kawat korona
4.
Garis Hitam horizontal
- Bersihkan roller pemindah dari jalur kertas- Ganti/bersihkan palisan pembersih roller fusing- Ganti catridge toner- Ganti jenis kertas yang digunakan
5.
Goresan putih vertikal
- Bersihkan kawat pemindah korona- Ganti catridge toner- Bersihkan/ganti lapisan pembersih roller fusing
6.
Noda hitam di bagian belakang kertas
- Bersihkan jalur pengumpan kertas dan roller- Bersihkan kawat pemindah korona- Bersihkan bagian bawah cartridge toner- bersihkan/ganti lapisan pembersih roller fussing
7.
Faris sepanjang sisi kanan
- Bersihkan kawat korona utama- Bersihkan sabuk pemisah
8.
Tanda yang berulang dalam interval teratur
- Bersihkan semua roller dalam jalur kertas- Ganti cartridge toner
Pemecahan Masalah Pada Printer Inkjet
No.
Masalah
Penyebab/Pemecahan
1.
Printer seperti biasa tapi tidak ada hasil cetaknya
- Lakukan prosedur cleaning
2.
Orinter mencetak tapi hasil cetakan makin lama makin hilang atau buram
- Lakukan proses cleaning- Ada kemungkinan ink cartridge sudah habis
3.
Cetakan yang dihasilkan berupa karakter-karakter yang pecah-pecah/blur
Media kertas yang digunakan mempunyai kulitas yang tidak halus. Jenis kertas yang digunakan dapat diganti dengan kertas yang mempunyai serat halus dengan berat 60-80 gram
4.
Jika pada hasil cetakan terdapat garis putih di tengah atau karakter yang dicetak tidak sempurna terdapat titik hitam disekitar yang membuat kotor hasil cetakan
Lakukan prosedur cleaning
5.
Printer menghasilkan cetakan berupa karakter tidak dikenal dan tidak sesuai dengan yang diinginkan
Driver printer tidak sesuai atau tidak cocok, sehingga harus disesuaikan dengan jenis printer yang spesifik
6.
Lampu indikator error terus menyala
Untuk tipe printer yang tidak menggunakan autosheet feeder, tempatkan kertas pada printer dengan memperhatikan sisi kiri kertas pada printer. Untuk tipe yang memiliki auto sheet feeder set paper adjustment sesuai dengan ukuran kertas
7.
Printer menarik setumpuk kertas sekaligus
Pada saat menaruh setumpuk kertas pada auto sheet feeder pastikan tidak ada kertas yang menempel satu sama lain dan jumlah tumpukan kertas tidak lebih dari jumlah yang ditentukanHindari dalam satu tumpukan kertas terdapat ukuran kertas yang berbeda.
Catatan: Matikan printer sebelum melakukan perbaikan
Mengatasi Masalah Printer Dot Matrix
Dibandingkan printer jenis lain, printer dot matrix termasuk printer yang tahan banting dan mudah dioperasikan. Kerusakan yang sering terjadi, umumnya pada printhead. Pada pemakaian normal, printhead dapat mencetak sampai 150-200 juta pukulan. Pemakaian pita printer yang kurang baik dapat mempercepat kerusakan dan korosi pada printnead. Kornpatibilitas dari suatu printer juga perlu diperhatikan, sebab adakalanya perangkat lunak tidak mengenal suatu merek printer

Langkah2 Troubleshooting printer dot matrix
Skenarionya, sebuah pc terhubung dengan sebuah printer dot matrix, melalui port lpt1. Tetapi pada saat digunakan tidak berjalan, padahal sebelumnya berjalan dengan baik alias tidak bisa nge-print. bagaimana langkah-langkah untuk menyelesaikannya ?
1. Pastikan printer menyala/ on, dan tidak ada indikator error atau pause.
2. Pastikan kabel terhubung dengan baik.
3. Coba ketikan perintah dir > prn atau dir > lpt1
4. Apabila masih tidak bisa, maka coba lihat di menu Control Panel > Printer lalu klik kanan icon printer yang dimaksud, pada menu yang muncul apakah pilihan pause printing terdapat tanda centang/ cecklist, jika ia hilangkan, dan coba langkah no 3
5. Jika tidak bisa juga maka coba pada langkah no 4, icon printer diklik ganda, dan lihat apakah terjadi spooling atau tidak , jika ya, maka hapus dengan menggunakan tombol delete. Setelah spooling hilang, coba lagi langkah ke 3.
6. Jika belum bisa, coba matikan printer, tekan tombol pause, tahan, komputer dinyalakan lagi, setelah printer nyala baru tombol pause dilepaskan. maka printer akan melakukan self test.
7. Jika masih belum bisa juga maka restart PC, dan masuk ke BIOS menu, dan pastikan option Pararel Port tersetting dengan benar. Kembali ke windows, dan coba dengan langkah ke 3.
8. Jika masih belum bisa ngeprint, coba masuk dos mode, ketikan perintah net use diikuti dengan enter. Jika terdapat lpt1 di route maka nonaktifkan dengan perintah net use lpt1 /delete diikuti dengan enter. lakukan langkah ke-3.9. Bila sakit berlanjut, Langkah terakhir yang bisa saya share adalah tanyakan kepada akhlinya .

Kamis, 19 Maret 2009

sejarah linux di indonesia

Pendahuluan
Versi pendek dari tulisan ini, terbit di Koran Tempo, 12 September 2003. Ini merupakan memo perintisan Linux di Indonesia berdasarkan ingatan/ memori/ pengalaman penulis saat bekerja di Pusat Ilmu Komputer Universitas Indonesia (PUSILKOM UI). Tentu saja kurang akurat, namun diharapkan dapat memberikan gambaran keadaan Linux pada khususnya, Unix secara umum, dari era 1980-an hingga awal krisis moneter (krismon) tahun 1997.



Era Pra 1990an
Era 1980-an merupakan akhir dari zaman keemasan komputer mini -- komputer yang tidak secanggih "main-frame", namun setiap sistem terdiri dari bongkahan besar. Nama-nama besar pada zaman tersebut, seperti "DEC - Digital Equipment Corp.", "DG -- Data General", "HP -- Hewlett Packard", "Honeywell -- Bull", "Prime", dan beberapa nama lainnya. Setiap komputer mini ini, dijalankan dengan sistem operasi tersendiri. Setiap sistem operasi ini tidak cocok (kompatibel) dengan sistem operasi dari sistem lainnya. Sebuah program yang dikembangkan pada sistem tertentu, belum tentu dengan mudah dapat dijalankan pada sistem lainnya.
Masalah ini mulai teratasi dengan sebuah sistem operasi yang lagi naik daun, yaitu UNIXTM. Sistem UNIX ini dapat dijalankan pada berbagai jenis komputer. Selain beroperasi pada komputer mini, UNIX pun dapat dioperasikan pada sebuah generasi komputer "super mikro", yang berbasis prosesor 32 bit seperti Motorola MC68000. Ya: pada waktu itu, Motorola belum terkenal sebagai produser Hand Phone!
Sistem berbasis UNIX pertama di Universitas Indonesia (1983) ialah komputer "Dual 83/20" dengan sistem operasi UNIX versi 7, memori 1 Mbyte, serta disk (8") dengan kapasitas 20 Mbytes. Sistem tersebut tentunya sangat "terbatas" dibandingkan komputer zaman sekarang. Namun, penelitian dengan memanfaatkan komputer tersebut, menghasilkan puluhan sarjana S1 UI. Tema penelitian S1 pada saat tersebut berkisar dalam bidang jaringan komputer, seperti pengembangan email (PESAN), alih berkas (MIKAS), porting UUCP, X.25, LAN ethernet, network printer server, dan lainnya. Komputer "Dual 83/20" ini, kemudian lebih dikenal dengan nama "INDOGTW" (Indonesian Gateway), karena pada akhir tahun 1980-an digunakan "dedicated email" server ke luar negeri. Sistem INDOGTW ini beroperasi non-stop 24 jam sehari, 7 hari seminggu.
Fungsi riset sistem tersebut di atas, digantikan oleh komputer baru "INDOVAX", yaitu DEC VAX-11/750 dengan sistem unix 4.X BSD dengan memori 2 Mbytes, serta disk 300 Mbytes. Pada waktu itu, sanga lazim menamakan satu-satunya VAX pada setiap institusi, dengan akhiran "VAX". Contohnya: UCBVAX (Universitas Berkley), UNRVAX (Universitas Nevada Reno), DECVAX (DEC), ROSEVAX (Rosemount Inc), MCVAX (Amsterdam). Sistem ini pun kembali menghasilkan puluhan sarjana S1 UI untuk berbagai penelitian seperti rancangan VLSI, X.400, dan sejenisnya.
Untuk mewadahi para pengguna dan penggemar UNIX yang mulai berkembang ini, dibentuk sebuah Kelompok Pengguna Unix (Unix Users Group) yaitu INDONIX. Kelompok yang dimotori oleh bapak "Didik" Partono Rudiarto (kini pimpinan INIXINDO) ini melakukan pertemuan secara teratur setiap bulan. Setiap pertemuan ini akan diisi dengan ceramah kiat dan trik UNIX, serta sebuah diskusi/ tanya-jawab.
Komputer mini -- yang UNIX mau pun yang bukan -- dominan hingga pertengahan tahun 1980-an. Komputer Personal (PC) masih sangat terbatas, baik kemampuannya, mau pun populasinya. Bahkan hingga akhir 1980-an, PC masih dapat dikatakan merupakan benda "langka" dan "mewah". Semenjak pertengahan 1980-an, muncul sistem komputer "super-mikro" berbasis prosesor Motorola MC68000 dan sistem operasi Unix. Sejalan dengan ini, juga muncul PC/AT berbasis prosesor Intel 80286 dan 80386 dengan sistem operasi XENIX/SCO UNIX.
Kehadiran prosesor Intel 80286 (lalu 80386) telah mendorong pengembangan sistem operasi dengan nama "XENIX". Harga sistem yang relatif murah, berakibat kenaikan populasi sistem Unix yang cukup signifikan di Indonesia. Aplikasi yang populer untuk sistem ini ialah sistem basis data Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
Pada awalnya, setiap sistem operasi Unix dilengkapi dengan kode sumber (source code). Namun, hal tersebut tidak berlaku untuk negara non-US (terutama non Eropa) akibat regulasi ekspor US. Sebagai alternatif Prof. Andrew S. Tanenbaum dari VU (Belanda) mengedarkan sebuah sistem Operasi sederhana dengan nama "MINIX" (Mini Unix). Titik berat arah pengembangan MINIX ialah sesederhana mungkin agar dapat dipelajari dengan mudah dalam satu semester. Program Studi Ilmu Komputer Universitas Indonesia, tercatat pernah membeli source code MINIX dua kali, yaitu versi 1.2 (1987) dan versi 1.5 (1999).
Sebagai penunjang mata kuliah Sistem Operasi, telah hadir MINIX (Mini Unix) yang bahkan dapat dijalankan pada PC biasa tanpa HardDisk! Namun, MINIX memiliki dua keterbatasan bawaan. Pertama, dititik-beratkan agar mudah dipelajari untuk keperluan pendidikan. Akibatnya, dengan sengaja tidak dibuat canggih dan rumit. Kedua, (pada awalnya) MINIX harus dibeli dengan harga lebih dari USD 100 per paket. Harga ini tidak dapat dikatakan murah bahkan untuk ukuran kantong mahasiswa di luar negeri. Namun, MINIX telah digunakan di Program Studi Ilmu Komputer Universitas Indonesia FUSILKOM UI, FakUltas ILmu KOMputer UI) sebagai bagian dari kuliah sistem operasi menjelang akhir tahun 1990an.
Besar kemungkinan, siapa pun pengguna MINIX saat itu (termasuk penulis), pernah memiliki angan-angan untuk merancang sebuah kernel "idaman" pengganti MINIX yang dapat -- "dioprek", "dipercanggih", dan "didistribusikan" -- secara bebas. Tidak heran, Linus B. Torvalds mendapat sambutan hangat ketika tahun 1991 mengumumkan kehadiran sebuah kernel "idaman" melalui buletin USENET News "comp.os.minix". Kernel ini kemudian lebih dikenal dengan nama Linux. Namun, Linux tidak langsung mendapatkan perhatian di UI.
Era 1990an
Belum jelas, siapa yang pertama kali membawa Linux ke Indonesia. Namun, yang pertama kali mengumumkan secara publik (melalui milis pau-mikro) ialah Paulus Suryono Adisoemarta dari Texas, USA, yang secara akrab dipanggil Bung Yono. Ketika 1992, bung Yono berkunjung ke Indonesia membawa distro SoftLanding System (SLS) dalam beberapa keping disket. Kernel Linux pada distro tersebut masih revisi 0.9X (alpha testing), dengan kemampuan dukungan jaringan yang sangat terbatas. Pada awal tahun 1990-an, kisaran harga sebuah ethernet board ialah USD 500; padahal dengan kinerja yang jauh dibawah board yang sekarang biasa berharga USD 5.-. Dengan harga semahal itu, dapat dimaklumi, jika masih jarang ada pengembang LINUX yang berkesempatan untuk mengembangkan driver ethernet.
Perioda 1992-1994 merupakan masa yang vakum. Secara sporadis, terdengar ada yang mendiskusikan "Linux", namun terbatas pada uji coba. Kernel Linux 1.0 keluar pada tahun 1994. Salah satu distro yang masuk ke Indonesia pada tahun tersebut ialah Slackware (kernel 1.0.8). Distro tersebut cukup lengkap dan stabil sehingga merangsang tumbuhnya sebuah komunitas GNU/ Linux di lingkungan Universitas Indonesia. Pada umumnya, PC menggunakan prosesor 386 dan 486, dengan memori antara 4-8 Mbytes, dan hardisk 40 - 100 Mbyte. Biasanya hardisk tersebut dibuat "dual boot", yaitu dapat dalam mode DOS atau pun Linux.
Slackware menjadi populer dikalangan para mahasiswa UI, karena pada waktu itu merupakan satu-satunya distribusi yang ada :-). Banyak hal-hal baru yang "dioprek"/ "setup". Umpama: yang pertama kali men-setup X11R4 Linux di UI ialah Ivan S. Chandra (1994).
Tahun 1994 merupakan tahun penuh berkah. Tiga penyelenggara Internet sekali gus mulai beroperasi: IPTEKnet, INDOnet, dan RADnet. Pada tahun berikutnya (1995), telah tercatat beberapa institusi/ organisasi mulai mengoperasikan GNU/Linux sebagai "production system", seperti BPPT (mimo.bppt.go.id), IndoInternet (kakitiga.indo.net.id), Sustainable Development Network (www.sdn.or.id dan sangam.sdn.or.id), dan Universitas Indonesia (haur.cs.ui.ac.id). Umpamanya, Sustainable Development Network Indonesia (sekarang diubah menjadi Sustainable Debian Network) menggunakan distribusi Slackware (kernel 1.0.9) pada mesin 486 33Mhz, 16 Mbyte RAM, 1 Gbyte disk. Namun sekarang, situs tersebut numpang webhost di IndoInternet.
Kehadiran internet di Indonesia merangsang tumbuhnya sebuah industri baru, yang dimotori oleh para enterpreneur muda. Mengingat GNU/ Linux merupakan salah satu pendukung dari Industri baru tersebut, tidak dapat disangkal bahwa ini merupakan faktor yang cukup menentukan perkembangan GNU/Linux di Indonesia. Selama perioda 1995-1997, GNU/Linux secara perlahan mulai menyebar ke seluruh pelosok Indonesia. Bahkan krismon 1997 pun tidak dapat menghentikan penyebaran ini.
Pada tahun 1996, pernah ada sebuah milis linux yang dapat dikatakan kurang begitu sukses. Anggota dari milis tersebut ialah:
Sl1zr@cc.usu- and1@indo.net- arwiya@indo.net- bjs@apoll.geologie- budi@cool.mb- chairilk@indo.net- harry@futaba.nagaokaut- herkusut@soziologie- ibrahim@indovax- idarmadi@indo.net- jimmyt@turtle- jonathan@bandung.wasantara- louis@Glue- mermaid+@CMU- mwiryana@netbox- rheza@indo.net- rosadi@indo.net- sentiono@cycor- trabas@indo.net- wibowo@hpsglsn- wiwit@bandung.wasantara- edybs@jakarta.wasantara- ssurya@elang- dhie@bandung.wasantara- tanu@m-net.arbornet- avinanta@gdarma- pink@cbn.net- louis@webindonesia-
Sebelum 1997, issuenya mungkin "Apa itu Linux?" Alhamdulillah, dewasa ini, yang terjadi malah sebaliknya: "Anda belum kenal Linux?????" Demikian sekilas perkembangan sistem UNIX sebelum 1997. Mudah-mudahan, ini akan memicu para pelaku IT lainnya untuk melengkapi hikayat ini, terutama pasca 1997.
PS: Sekarang mah... saya menggunakan distro bikinan sendiri: DeDe atau De2! Juga, turut mendukung DeAl atau Debian Alternatif.
Referensi:
[KMP000418A] Kompas Online. 2000. Semakin Seru Pertarungan di Ajang Sistem Operasi. Jakarta, April 18. [WAS: http://www.kompas.com/kompas-cetak/0004/18/IPTEK/sema07.htm].
URL Terkait
Open Source Software -- Keinginan Mulia dan Kenyataan Dilapangan
Router Sederhana
Linux Indonesia
UICS-55 (1995)
CATATAN: Dokumen ini ditulis pada tahun 1995 yang lalu. Isinya mungkin sudah tidak akurat lagi. UICS-55
Pengarang: R.M. Samik-Ibrahim (ibrahim<@>ogah.cs.ui.ac.id)
Organisasi: SARAK - PAU Ilmu Komputer
Menggantikan: -
Ref. Silang: -
Revisi:
Revisi 1.00: Aug 2, 1995: UICS-55
Revisi 0.02: Aug 1, 1995: update
Revisi 0.01: Apr 11, 1995: update
Revisi 0.00: Apr 05, 1995: start RMS
*********
* Linux *
*********
Daftar Isi
A. Abstrak
B. Pendahuluan
C. Sejarah Linux
D. Distribusi dan Perangkat Keras
E. Contoh Penggunaan
F. Penutup
G. Pustaka
A. Abstrak
Linux[Jack94] merupakan sebuah 'variasi' sistem operasi Unix yang
berbasis prosesor mikro keluarga Intel 386 ke atas. Sistem ini
dikembangkan oleh Linus Torvalds dengan bantuan sebuah kelompok kerja
sukarelawan yang berinteraksi melalui Internet. Berkat penyebaran
melalui Internet pula, dewasa ini, diperkirakan ada hampir
8.000.000 pengguna Linux[Alve95]. Selain prosedur penginstalan yang
sangat sederhana, Linux dapat diperoleh secara cuma-cuma berdasarkan
aturan GNU 'Public Licence'.
Sistem operasi Linux dapat digunakan untuk 1001 keperluan, seperti
X-Terminal, Personal Computing, File Server, LAN Router, Internet
Server, Mail Server, dan lain-lain. Pertanyaan seperti: "Dapatkah
Linux digunakan untuk ... ?", biasanya mudah dijawab dengan "Ya!"
Sistem operasi Linux ini selain cocok untuk pribadi, lingkungan
akademis, dapat juga digunakan di lingkungan suasta, seperti Software
Production House, penyelenggara training sistem operasi Unix, bagian
Litbang, dan lain-lain.
B. Pendahuluan
Era tahun 1980-an mencatat kemajuan luar biasa pesat dalam
pengembangan sistem komputer mikro. Pada awal tahun 1980-an, prosesor
mikro berukuran 8 bit mulai digunakan dalam komputer personal seperti
Apple ][, Commodore, TRS-80, dst. Prosesor 16 bit mulai banyak
digunakan sejak pertengahan tahun 1980-an. Menjelang akhir tahun
1980-an, muncul prosesor Intel 486 yang memadukan prosesor 32 bit,
prosesor numerik, cache internal, dan unit manajemen memori.
Perkembangan di atas masih ditunjang oleh harga perangkat keras yang
turun secara konstan, peningkatan kapasitas memori RAM dan disk,
serta kemampuan grafis yang semakin halus.
Perangkat lunak penunjang pun mengalami perkembangan yang cepat,
namun tidak dapat mengejar perkembangan dari perangkat keras. Pada
dasarnya, PC/MS-DOS yang dewasa ini digunakan oleh jutaan PC, tidak
jauh berbeda dengan sistem operasi CPM yang dahulu dibuat untuk
komputer 8-bit.
Sistem operasi UNIX atau turunannya, pada tahun 1980-an, lebih banyak
dikembangkan dengan menggunakan prosesor keluarga Motorola MC68000.
Namun, tercatat juga beberapa sistem berdasarkan prosesor Intel
seperti SCO XENIX, Coherent, XINU, dan Minix.
Minix merupakan sistem operasi yang dikembangkan oleh Prof. Andy
Tanenbaum dari Free University, Belanda. Sistem Operasi ini dirancang
untuk keperluan akademis (pelajaran Sistem Operasi), dan cukup
dijalankan dari disket pada PC 8088 tanpa harddisk dengan memori
256 kbyte keatas. Karena ditujukan pada penggunaan di lingkungan
pendidikan, sistem ini dapat dibeli lengkap dengan 'source code'-nya
secara sangat murah. Untuk lebih memahami cara bekerjanya
sistem operasi ini, dalam kuliah sistem operasi dianjurkan
untuk melakukan modifikasi pada Minix.
Berbeda dengan sistem operasi UNIX asli yang menggunakan konsep
rancangan tahun 1970-an, Minix dirancang dengan konsep modern tahun
1980-an. Perkembangan Minix menjadi agak tersendat karena alokasi
waktu dari kelompok perancang dan pengembang yang kurang memadai.
Selain itu, Minix itu agak sulit didapatkan, karena harus dibeli
--- walau pun relatif murah --- di toko buku.
Pada awal tahun 1991, Linus Benedict Torvalds
(torvalds@klaava.Helsinki.FI) mulai melakukan modifikasi pada sistem
berbasis Minix. Pada waktu itu, Linus menghadapi banyak kendala
teknis mau pun tidak teknis. Diperkirakan, hal itu mendorong Linus
untuk membuat kernel baru.
C. Sejarah Linux
Pada awal tahun 1992, Linus Benedict Torvalds memperkenalkan melalui
newsgroup "comp.os.minix" sebuah kernel baru yang diberi nama Linux.
Tulisan tersebut sempat menjadi polemik antara Linus dan Andy
Tanenbaum.
Secara garis besar, Andy menyayangkan dua hal pokok yaitu penggunaan
konsep sistem operasi tahun 1970-an (monolitik) dan orientasi pada
prosesor tertentu. Secara 'ketus' Linus menjawab bahwa unjuk-kerja
kernel menjadi jauh lebih cepat jika monolitik dan menggunakan
kode rakitan (assembler). Jangka waktu pengembangannya pun jauh
lebih cepat. Yang lebih penting ialah program-program yang sudah
ada, mudah di-port ke Linux.
Terlepas dari polemik yang sempat sengit tersebut, pengumuman awal
1992 tersebut berdampak seperti bola salju. Ratusan (mungkin
ribuan) orang yang 'frustrasi' dengan Minix dengan serta merta
mencoba kernel Linux tersebut. Secara gotong royong, saran
berdatangan, bugs dilaporkan/diperbaiki, program kesayangan diport,
dan lain-lain. Sejak itu, setiap minggu muncul update baru dari
kernel Linux.
Diskusi mengenai Linux dilakukan pada newsgroup "comp.os.minix," yang
kemudian dipindahkan ke newsgroup baru "comp.os.linux". Newsgroup
"comp.os.linux" tersebut ternyata tidak dapat menampung animo luar
biasa dari penggemar Linux. Pada tahun 1993, 1842 orang memberikan
suara untuk melakukan pemecahan newsgroup tersebut. Jumlah suara
sebesar "1842" termasuk luar biasa untuk ukuran voting di lingkungan
netnews. Pada umumnya voting untuk membentuk sebuah newsgroup hanya
diikuti oleh 200 - 400 orang.
Pada pertengahan 1994, newsgroup "comp.os.linux.announce" diperkirakan
dibaca oleh 80.000 pembaca. Jumlah tersebut termasuk kelompok 40
besar dari seluruh newsgroup, dan urutan 11 untuk hirarki "comp.*."
Dewasa ini, "comp.os.linux.*" merupakan yang paling popular dari
semua newsgroup "comp.os.*," paling popular dari semua newsgroup
yang mendiskusikan yang berhubungan dengan PC, dan juga paling
popular dari semua group yang berhubungan dengan UNIX, setelah
"comp.unix.questions."
Hingga kini, secara rata-rata, kernel Linux berubah setiap minggu.
Para pengguna non-eksperimental sama sekali tidak dianjurkan untuk
mengupdate kernel sesering itu, dan sebaiknya menunggu hingga
diumumkannya sebuah versi yang dianggap stabil. Versi stabil dari
kernel biasanya dikeluarkan sekitar 2 - 4 kali per tahun.
Sejak dikeluarkannya versi 1.0 pada bulan Maret 1994, Linux tidak lagi
dianggap sebagai produk beta test. Berikutnya, versi 1.0.9 (Juni 1994)
dapat dikatakan merupakan versi Linux yang stabil dan lengkap. Pada
versi 1.1.54 (November 1994), telah digunakan sistem "windows"
X11R6 distribusi XFree-86 versi 3.0.
Pada pertengahan April 1995, kernel Linux telah mencapai versi 1.2.4.
Besar kemungkinan, pada saat makalah ini dibaca, telah ada kernel
yang lebih mutakhir lagi.
Jumlah pengguna Linux dewasa ini sulit ditebak. Berdasarkan hasil
angket majalah ''iX'' (1994) di Jerman, 29% responden angket (=1%
pembaca) menggunakan Linux. Ekstrapolasi dari angka tersebut dapat
menghasilkan sekitar 600.000 pengguna Linux. Jika diasumsikan,
bahwa 1 CDROM digunakan oleh 10 pengguna, penjualan CDROM Linux
sebesar 30.000 unit (1994) menghasilkan 300.000 pengguna.
Ekstrapolasi dari jumlah pembaca newsgroup "comp.os.linux.*"
menghasilkan angka 680.000 (1994). "Linux Journal" memiliki
sirkulasi 25.000 eksemplar. Dengan asumsi bahwa hanya 5 % pengguna
Linux membaca majalah ini, didapatkan angka 500.000 pengguna.
Berdasarkan angka-angka tersebut di atas, Harald Tveit Alvestrand
[Alve95] dari Norwegia memperkirakan bahwa pengguna Linux berkisar
antara 317.180 hingga 7.929.500 anggota.
Alvestrand[Alve95] secara sukarela menghimpun data mengenai pengguna
Linux. Hingga pertengahan April 1995, telah ada 16005 yang "melapor"
kepadanya, 6707 responden (42 %) diantaranya berasal dari Amerika
Serikat, dan 19 responden (0.1 %) berasal dari Indonesia. Dari para
responden didapatkan bahwa distribusi yang paling banyak digunakan
ialah "Slackware" (77.2%), yang didapatkan melalui Internet/FTP
(60 %). Mayoritas CPU yang digunakan ialah DX-2 486/66 MHz (32.4 %),
dan 486/33 MHz (23.8 %), ukuran disk rata-rata 600 Mbyte, memori
antara 8 Mbyte (42.1 %) dan 16 Mbyte (36.5 %). Setiap sistem secara
rata-rata memiliki 6 pengguna, namun mayoritas sistem (46.1 %) hanya
digunakan oleh 1 orang. Jumlah pengguna terbesar yang tercatat ialah
1000. 44.1 % dari total responden melaporkan menggunakan kartu
ethernet. walau pun 77% responden melaporkan hanya menggunakan Linux
di rumah.
D. Distribusi dan Perangkat Keras
D.1 Distribusi
Sistem operasi Linux bukan bersifat Public Domain melainkan free
software berdasarkan GNU General Public Licence. Linux dapat
diperoleh secara cuma-cuma, atau dapat dibeli dengan "penggantian
ongkos duplikasi", dan boleh disebar-luaskan dengan syarat-syarat
tertentu diantaranya harus melampirkan source code yang asli atau
pun hasil modifikasinya.
Yang disebut dengan Linux sebetulnya hanya kernelnya saja. Dalam
keadaan terkompresi, kernel tersebut berukuran antara 200 - 600 kbyte.
Jika ditambah dengan source code menjadi berukuran 4 - 6 Mbyte.
Linux biasanya didapatkan dalam sebuah kemasan distribusi ukuran 5 -
300 Mbyte. Kemasan tersebut berisi utilitas standar berikut source
code-nya yang pada umumnya juga didapatkan pada sistem Unix lainnya.
Distribusi Linux yang terkenal, diantaranya: MCC, TAMU, Debian, SLS,
dan Slackware.
Sebagai ilustrasi, distribusi Slackware, dapat diperoleh melalui
server Walnut Creak yaitu
"ftp://ftp.cdcom.com/.5/linux/slackware,"
atau pun melalui CDROM dari sumber yang sama. Distribusi tersebut
dikemas dalam paket-paket dengan ukuran sekitar 1.4 Mbyte, sehingga
dapat dengan mudah diedarkan melalui disket ukuran 3.5''.
Berikut, daftar sebagian perangkat lunak yang datang dengan distribusi
Slackware:
- GNU: binutils, bourne-again shell (IEEE Posix Shell), C/C++
compiler and support files, cpio (backup and archiving
utility), debugger, diffutils, emacs, fileutils, find, gawk,
ghostscript, grep, gzip compression utilities, libg++, m4,
mtools, patch, rcs (revision control system), sed, shared C
libraries, shellutils, tar, textutil, dan troff.
- utilitas lainnya: ar, as, as86, at, bison, common lisp
interpreter, crond, elvis (vi), fdisk, file, flex (fast
lexical analyzer generator), getty, gprof, ld86, libconvert,
ls, make, man, minicom (program komunikasi seperti Telix),
nm, perl, shar, splitvt, time, tput, unarj, objdump, ranlib,
size, strace, strip, uucp (Taylor), yacc, dan zoo.
- utilitas TCP/IP dan jaringan lainnya: bind, dig, dip (dialup
IP), dnsquery, elm (user agent mailer), host, inn (nntp
server), ppp, named, nslookup, nsquery, nstest, sendmail
(deliver agent mailer), dan tin (netnews reader).
- X11R6 distribus XFree-86 3.1.1, 100-dpi screen fonts, large
fonts, ghostview, dan xman (manual).
D.2 Perangkat Keras
Sistem operasi Linux dapat berjalan di atas segala sistem perangkat
keras yang menggunakan prosesor Intel 386 dan penerusnya dengan
menggunakan bus ISA, EISA, VESA-LB, PCI, dan PCMCIA. Namun, Linux
kurang cocok untuk sistem berbasis MCA seperti keluarga PS/2.
Mayoritas sistem Linux dewasa ini menggunakan prosesor Intel 486
DX2/66 MHz. Walau pun dapat menggunakan prosesor Intel 386/SX 16 MHz,
prosesor sebaiknya Intel 486/33 MHz keatas. Waktu untuk mengkompail
ulang kernel, cukup sekitar 1 jam dengan prosesor 486/66 MHz. Proses
yang sama akan membutuhkan semalam penuh, jika menggunakan prosesor
386/SX 16 MHz dengan memori kecil.
Memori untuk sebuah sistem dengan X-window sebaiknya diatas 16 Mbyte.
Linux dilaporkan dapat berjalan dengan memori 4 Mbyte, bahkan 2
Mbyte, namun dengan memori kecil biasanya terjadi banyak swap antara
memori dan disk yang memperlambat respons dari sistem. Kenyamanan
minimum dapat diperoleh dengan sistem 8 Mbyte, namun sistem tersebut
sebaiknya tidak dibebani terlalu banyak proses.
Linux dapat menggunakan segala macam kontroler disk, termasuk jenis
ESDI, ST-506, MFM, RLL, dan kontroler 8 bit (XT). Namun, sangat
dianjurkan untuk menggunakan kontroler modern berbasis IDE atau SCSI.
Ukuran disk sebaiknya lebih dari 100 Mbyte. Sebagian dari disk akan
digunakan untuk partisi swap. Sebuah sistem standar yang lengkap
dapat berukuran sekitar 350 Mbyte. Disk dapat dibagi menjadi beberapa
partisi untuk sistem operasi lain seperti DOS, SCO-UNIX, OS/2, dan
lain-lain. Selain itu, Linux dapat menggunakan sistem berkas (file-
system) dari DOS. Dengan demikian, Linux dapat dicoba pada sebuah
sistem DOS dengan tidak melakukan perubahan partisi atau format
ulang dari sistem yang ada.
Linux dapat menggunakan segala macam kontroler video, sekurangnya
untuk mode text. Biasanya, tidak ditemukan masalah dalam mode VGA
standar 16 warna. Demikian juga, jarang ditemukan masalah dalam mode
SVGA standar, namun tidak dijamin 100 %. Untuk kontroler video yang
lainnya, sebaiknya membaca lembaran info Linux yang terakhir, sebelum
memutuskan untuk menggunakannya.
Linux dapat menggunakan berbagai macam kartu Ethernet, CDROM drive,
Sound Card, Serial Board, Tape drive, Printer, dan lain-lain.
E. Contoh Penggunaan
Dewasa ini, Linux digunakan secara meluas di lingkungan Fakultas
Ilmu Komputer (Fasilkom) dan Pusat Ilmu Komputer (Pusilkom)
Universitas Indonesia. Berikut beberapa contoh penggunaan sistem
tersebut.
E.1. X-terminal
Di lingkungan yang memiliki jumlah Workstation Unix non-PC yang
terbatas, sistem Linux dapat digunakan untuk pengganti X-terminal.
Sebuah X-terminal Linux direkomendasikan memiliki sekurangnya memori
8 Mbyte, monitor 15" dengan resolusi 1024 kali 768, kartu ethernet
16 bit, dan disk 200 Mbyte. Disk biasanya dipartisi menjadi 3 bagian:
DOS, file system Linux, dan swap Linux. Dengan konfigurasi tersebut,
sistem dapat digunakan untuk aplikasi DOS dan Linux.
Contoh dari sistem di atas ialah simpul "pepaya.cs.ui.ac.id" yang
sehari-hari digunakan oleh penulis. Sistem ini menggunakan komputer
Laser VTech 486SX/25 MHz, monitor Tatung 14" (1024 * 768), kontroler
SVGA ET4000 kompatibel, kartu Ethernet SMC (16 bit), 12 Mbyte memori,
512 Mbyte disk (380 Mbyte untuk Linux, 20 Mbyte untuk swap, dan
sisanya untuk DOS). Sistem operasi yang digunakan ialah Linux 1.2.1.
E.2. Server Jaringan
Linux dapat digunakan sebagai e-mail server, file server, firewall,
ftp server, name server, news server, NIS server, pop server, print
server, router, dan web server. Server tersebut di atas merupakan
fasilitas standar sistem Unix pada umumnya.
Mesin "news.cs.ui.ui.ac.id" (Depok) merupakan sekali gus berbagai
server yang tersebut di atas. E-mail dari dan tujuan UI Salemba
dikumpulkan terlebih dahulu di mesin ini. Sistem ini juga merupakan
secondary server untuk "ui.ac.id" menjadi FTP, Web, dan NNTP server
untuk JUITA (Jaringan Universitas Indonesia TerpAdu).
E.3. Server Staf
Idealnya, setiap simpul pada sebuah jaringan lokal memiliki koneksi
langsung ke Internet. Namun, hal ini mengandung risiko yang cukup
tinggi dalam bidang keamanan. Risiko dapat dikurangi, jika hanya
satu simpul yang diijinkan terkoneksi kedunia luar. Para pengguna
lokal harus login ke sistem tersebut terlebih dahulu sebelum dapat
berhubungan dengan dunia luar. Secara umum, sistem tersentralisasi
lebih mudah dipelihara dari pada sistem yang terdistribusi.
Pada simpul yang dapat berhubungan dengan Internet tersebut, dapat
diatur pembatasan mengenai siapa yang boleh menggunakan, simpul mana
yang boleh dihubungi atau menghubungi, dan jenis layanan apa yang
boleh digunakan. Sistem pembatas ini merupakan fasilitas standar dari
Linux.
Di Fasilkom UI (Depok), terdapat simpul "staf.cs.ui.ac.id" yang
digunakan staf untuk berhubungan ke Internet. Jenis layanan pada
mesin tersebut diantaranya E-mail, FTP, Gopher, Mosaic, Netnews,
dan lain-lain. Sistem operasi yang digunakan ialah Linux 1.1.59.
E.4. Mesin Percobaan dan Akademis
Dimasa mendatang, Fasilkom UI akan memperbanyak penggunaan mesin
Linux. Selain ekonomis, sistem tersebut sangat efektif untuk
kebutuhan akademis. Bahasa pemerograman untuk pendidikan ialah
C, C++, dan Lisp, yang merupakan bahasa 'standar' Linux. Banyak
mata kuliah yang dapat menggunakan mesin Linux untuk praktikum
seperti "Basis Data", "Sistem Operasi", Kecerdasan Buatan", "Jaringan
Komputer," dan lain-lain. Selain untuk kuliah formal, sistem ini
juga dapat digunakan untuk pelatihan (training) hal-hal yang
berkaitan dengan Unix dan Jaringan Komputer.
Fasilkom UI mengalokasikan 2 buah mesin untuk uji-coba / eksperimental
yang bernama: "pegasus.netlab.cs.ui.ac.id" dan
"orion.netlab.cs.ui.ac.id." Diharapkan, hasil eksperimen tersebut,
sudah dapat diterapkan pada pada tahun ajaran 1995/1996 yang akan
datang.
E.5 Beberapa Kelemahan
Linux tidak cocok untuk sistem yang membutuhkan port multi-serial.
Hingga kini, belum ada yang mengembangkan driver untuk "inteligent
port." Setiap port serial Linux harus memiliki IRQ yang terpisah.
Umumnya, Linux dapat menggunakan "COM1", "COM2", "COM3", dan "COM4".
Dengan demikian, biasanya hanya dapat dilayani sebanyak 4 kombinasi
PPP dan SLIP.
Linux tidak memiliki driver stavil untuk high speed serial seperti
V.35, T1, E1, dan seterusnya. Akibatnya, tidak dapat digunakan untuk
router berkinerja tinggi.
Dari sisi perangkat lunak, hingga kini belum ada yang mengembangkan
paket-paket yang "bersahabat" setara "Microsoft Office." Hal ini
menyulitkan masyarakat awam untuk menggunakan Linux.
F. Penutup
Dalam waktu relatif singkat, Linux berhasil menjadi sistem operasi
yang sangat popular. Sistem secara terus menerus dikembangkan bersama,
berkas interaksi melalui Internet.
Linux tidak terlepas dari kelemahan-kelemahan. Namun dengan
gotong-royong melalui Internet, suatu hari, hal ini akan teratasi.
Sebagai penutup, penulis mengajak semua fihak untuk berpatisipasi
aktif dalam pengembangan dan penyebaran-luasan Linux.
Kita bolah memulai dengan menjadi pengguna Linux yang baik. Namun
sebagai bangsa yang besar, tidak mustahil pada suatu saat Indonesia
menjadi salah satu sentra pengembangan Linux yang terkemuka.
G. Pustaka
[Jack94] Jackson, I., et. al., Linux Frequently Asked Questions with Answers
(FAQ), ditulis pada newsgroup comp.answers, 13 Juli 1994.
[Alve95] Alvestrand, H. T. , How to Estimate the Size of the Linux Community,
diambil dari ftp://aun.uninett.no/pub/misc/linux-counter, 16 April
1995.

Minggu, 15 Maret 2009

Membuat Antivirus

Keamanan dalam bekerja dengan menggunakan komputer sebagai sarana mengaplikasikan berbagai pekerjaan, anti virus merupakan kebutuhan pokok yang harus dipunyai oleh setiap komputer. tapi apakah semua anti virus yang beredar di pasaran sanggup untuk mengatasi berbagai malcode yang berkeliaran? jawabannya pasti tidak. kenapa? karena semakin canggihnya teknologi dan semakin pintarnya seseorang maka semakin bobrok juga otak2 orang itu.,…..



Pada kenyataannya, sekarang banyak virus, worm dan berbagai saudaranya yang beredar yang dihasilkan oleh orang2 yang tak punya moral dengan tujuan tertentu. (ah…..jadi vixers ga ada untungnya, cuma ngerusakin kompi orang).
yooo…. dari pada basa basi mending kita bahas, susah ga bikin removal atau anti virus itu? jawabannya bisa ya bisa tidak, kenapa.? kalo mo buat anti virus yang diperlukan adalah bahasa program apa yang kita kuasai, klo ga menguasai gimana dok? jawabannya ya belajarlah (susah2 amat).
ok…. buat persiapan bikin anti virus :(…….Lets Go………)
1. Siapkan sampel2 virus
Kita harus nyiapin sampel2 virus, yang berguna agar program ,yang kita buat dapat mendeteksi keberadaan virus2 tersebut. semakin banyak sampel yang kita punyai semakin baik program tersebut dalam mendeteksi virus2 yang beredar maupun varian2 nya.
2. Teh Panas, Lucky Strike and Lagu Kesukaan ( BIar Ga Bosan)
(saya hanya memaparkan beberapa souce code yang dianggap penting,,,, dalam membuat anti virus)

MEMBACA SIGNATURE VIRUS YANG ADA
Private Sub cmdTambah_Click()
Dim nf As Integer
Dim cVDF As String
Dim cPattern As String
cVDF = App.Path + “\Scan.vdf”
nf = FreeFile
Open cVDF For Append As #nf
cPattern = AmbilPatternFile(txtPath.Text)
If cPattern = “” Then
MsgBox “Gagal mengambil pattern virus !”, vbCritical, vbOKOnly
Else
Print #nf, cPattern + txtNamaVirus.Text
Call lstHistory.AddItem(”Tambah VDF : ” + txtNamaVirus.Text, 0)
End If
Close #nf
End Sub
Kelemahan Teknik ini berfungsi jika signature virus ada, jika tidak maka kemungkinan virus-virus tidak akan dikenali….
teknik lain yang sering digunakan oleh antivirus lain seperti CRC atau ceksum… dan ini kemungkinan besar untuk mendeteksi keberadaan virus-virus yang ada
CEK PROSES BERJALAN
Public Sub CekProcesses()
Dim hSnapShot As Long
Dim ProcessEntry As PROCESSENTRY32
Dim NextEnumExists As Boolean
Dim Pos As Long
Dim pId As Long
Dim fileName As String
Dim baseName As String

hSnapShot = CreateToolhelp32Snapshot(TH32CS_SNAPPROCESS, 0)
If hSnapShot = 0 Then
MsgBox “Failed to create Module and Thread snapshot”
Exit Sub
End If

ProcessEntry.dwSize = Len(ProcessEntry)
NextEnumExists = 0 <> Process32First(hSnapShot, ProcessEntry)

While NextEnumExists
pId = ProcessEntry.th32ProcessID
Pos = InStr(ProcessEntry.szExeFile, Chr(0))
If Pos > 1 Then
fileName = Left(ProcessEntry.szExeFile, Pos - 1)
baseName = extractFilename(fileName)
Else
fileName = “”
baseName = “”
End If
Call lstHistory.AddItem(”Periksa (” + Hex$(pId) + “) ” + fileName, 0)
Call cekModules(pId)
NextEnumExists = 0 <> Process32Next(hSnapShot, ProcessEntry)
Wend

Call CloseHandle(hSnapShot)

End Sub

Public Sub CekModules(pId As Long)
Dim ModuleEntry As TMODULEENTRY32
Dim hProcess As Long
Dim Proceed As Long
Dim hSnapShot As Long

Dim lWritten As Long

Dim sBuffer As String * 512
Dim ImageNTHeader As IMAGE_NT_HEADERS

Dim e_lfanew As Integer

Dim Pattern As String

Dim i As Integer

If GetVersion = VER_PLATFORM_WIN32_NT Then
If Not SetPrivilege(”SeDebugPrivilege”, True) Then Exit Sub
End If
hProcess = OpenProcess(PROCESS_ALL_ACCESS, False, pId)
If hProcess <> 0 Then
hSnapShot = CreateToolhelp32Snapshot(TH32CS_SNAPMODULE, pId)

If hSnapShot <> -1 Then
ModuleEntry.dwSize = Len(ModuleEntry)
Proceed = Module32First(hSnapShot, ModuleEntry)

Do While Proceed
sBuffer = Space(1024)
If ReadProcessMemory(hProcess, ByVal ModuleEntry.modBaseAddr, ByVal sBuffer, 512, lWritten) Then
If lWritten > 0 Then
e_lfanew = InStr(sBuffer, “PE” + Chr$(0) + Chr$(0)) - 1
If e_lfanew > 0 Then
If ReadProcessMemory(hProcess, ByVal (ModuleEntry.modBaseAddr + e_lfanew), ByVal ImageNTHeader, Len(ImageNTHeader), lWritten) Then
Pattern = buatPattern(ImageNTHeader)
i = 0
Do While i <= PatternCount
If Pattern = Left(PatternVirus(i), Len(Pattern)) Then Exit Do
i = i + 1
Loop
If i <= PatternCount Then
Call TerminateProcess(hProcess, 0)
Call lstHistory.AddItem(”Found :” + Mid$(PatternVirus(i), Len(Pattern) + 1), 0)
Call lstHistory.AddItem(”Action: Delete process”, 0)
End If
End If
End If
End If
End If
Proceed = Module32Next(hSnapShot, ModuleEntry)
Loop
End If
CloseHandle (hSnapShot)

End If

CloseHandle (hProcess)

If GetVersion() = VER_PLATFORM_WIN32_NT Then
Call SetPrivilege(”SeDebugPrivilege”, False)
End If
End Sub
setelah menghentikan prosesnya kita akan mencari virus2 tersebut
MENCARI DAN MENDAPATKAN VIRUS2 DIMEDIA PENYIMPANAN
Function GetFiles(Path As String)
Dim ObjFSO As Object
Dim sFiles As Object
Dim Pattern As String
Dim i As Integer

On Error GoTo Finally
Set ObjFSO = CreateObject(”Scripting.FileSystemObject”)
txtScan.Text = Path
For Each sFiles In ObjFSO.GetFolder(Path).Files
DoEvents
If InStr(”bat bin com cmd dll exe ini htt pif”, Right$(sFiles, 3)) > 0 Then
Pattern = AmbilPatternFile(sFiles)
If Pattern <> “” Then
i = 0
Do While i <= PatternCount
If Pattern = Left(PatternVirus(i), Len(Pattern)) Then Exit Do
i = i + 1
Loop
If i <= PatternCount Then
Call lstHistory.AddItem(”File :” + sFiles, 0)
Call lstHistory.AddItem(”Found :” + Mid$(PatternVirus(i), Len(Pattern) + 1), 0)
End If
End If
End If
Next
Finally:
End Function
Ini hanya point-point penting yang terdapat dalam suatu antivirus…..
semoga lo dapat ngembanginnya…….soalnya gw juga lagi nyoba(he…he…he…)…
ntar deh aq kasih teknik lain pada tutorial berikutnya..key.


MEMPELAJARI VIRUS

Masih ingat dengan virus Aksika? Virus “open source” yang satu itu memang memiliki banyak sekali varian. Tidak heran karena source code-nya memang disedia kan bebas di Internet, jadi siapapun dapat dengan mudah mengubah dan meng-compile source code-nya dan jadilah varian baru.


Berawal dari kemudahan itulah, banyak virus maker ataupun programer pemula mencoba–coba untuk membuat virus tanpa perlu repot. Paling yang dibutuhkan hanyalah pengetahuan seputar operating system dan programming.
Namun kemudahan itu belum seberapa, bila dibandingkan dengan menggunakan program Virus Generator. Dari namanya saja, kita sudah dapat mengira kegunaan dari program tersebut. Ya, Virus Generator merupakan program untuk dapat membuat virus secara mudah dan instan.
Bermula dari sampel sebuah virus yang lumayan banyak dikirimkan oleh pembaca kepada kami. PC Media Antivirus mengenalnya dengan nama Gen.FFE-Fajar, namun antivirus lain ada juga yang menyebutnya dengan nama Brontok.D. Dengan penyelidikan sederhana akhirnya diketahui bahwa virus tersebut dibuat menggunakan Virus Generator.
Fast Firus Engine (FFE)Pembuat Generator tersebut menamakan program buatannya itu dengan nama Fast Firus Engine. Seperti yang terlihat pada program ataupun situs pembuatnya, ia memberitahukan bahwa program ini hanya untuk tujuan pembelajaran dan tidak untuk tindakan merusak. Namun tetap saja, bila program ini sudah jatuh ke tangan yang salah, pasti akan digunakan untuk pengrusakan.
Virus Generator ini dibuat menggunakan bahasa Visual Basic dan di-compress menggunakan packer tELock. Dalam paketnya terdapat dua buah file, yakni Fast Firus Engine.exe dan data.ex_. Fast Firus Engine. exe merupakan program utama dalam pembuatan virusnya dan sementara file data.ex_ sebenarnya merupakan badan virus asli yang belum dimodifi kasi.
Saat file Fast Firus Engine.exe dijalankan, maka pengguna akan dihadapkan pada sebuah interface. Anda hanya disuruh mengisikan nama virus, nama pembuat, dan pesan-pesannya. Lalu dengan menekan tombol Generate, maka jadilah virus Anda.
Cara kerja dari Generator tersebut sebenarnya sangat sederhana. Ia hanya menambahkan data yang Anda masukkan tadi ke bagian akhir file virus asli (data.ex_). Nantinya informasi tersebut digunakan oleh virus dalam proses infeksi.
Bagaimana Virus Menginfeksi?Virus hasil ciptaan FFE memang terlihat sederhana. Sama seperti Generatornya, ia juga dibuat menggunakan bahasa Visual Basic yang di-compile dengan metode Native- Code. Lalu di compress menggunakan tELock agar ukurannya semakin kecil. Virus ini memiliki ukuran tubuh asli sebesar 55.296 bytes.
Saat virus kali pertama dieksekusi, ia akan membuat beberapa file induk di beberapa lokasi. Seperti di direktori \%WINDOWS%\, akan terdapat file dengan nama.exe, Win32 exe, activex.exe, dan %virusname% (nama virus sesuai yang diisikan oleh sang pembuatnya pada Generator). Di \%WINDOWS%\ %system32%\ akan terdapat file copy.pif, _default.pif, dan surif.bin. Selain itu, ia juga mengubah atau membuat file Oeminfo.ini yang merupakan bagian dari System Properties. Jadi apabila komputer Anda terinfeksi oleh virus hasil generate dari FFE, maka pada System Properties akan terdapat tulisan “Generated by Fast Firus Engine”.
Di direktori \%WINDOWS%\%System%\ akan terdapat beberapa file induk lagi yang menggunakan nama yang sama seperti file system milik Windows, seperti csrss.exe, winlogon.exe, lsass.exe, smss.exe, svchost. exe, dan winlogon.exe.
Dan tak lupa, pada root drive pun akan terdapat file dengan nama “baca euy.txt” yang berisikan pesan–pesan dari si pembuat virus. Jadi pada saat membuat virus dengan menggunakan Generator tersebut, maka pembuatnya akan disuguhkan beberapa kotak input, seperti Author of the virus, Name of the virus, dan Messages. Nah, isi dari kotak messages ini yang nantinya ditampilkan pada file “baca euy.txt” tersebut.
Setelah virus berhasil meng-copy-kan file induknya ke dalam sistem tersebut, ia akan menjalankan file induk tadi, sehingga pada memory akan terdapat beberapa process virus, seperti csrss.exe, winlogon.exe, lsass. exe, smss.exe, svchost.exe, dan winlogon.exe. Nama process yang mirip dengan process/services milik Windows tersebut mungkin sengaja untuk mengecoh user. Untuk membedakannya, Anda dapat melihat path atau lokasi process tersebut dijalankan. Process virus ini biasanya berjalan di direktori System sementara process/services milik Windows yang running biasanya berasal dari direktori System32.
Mengubah RegistryVirus ini menambahkan beberapa item startup pada registry agar pada saat memulai Windows ia dapat running secara otomatis atau untuk mengubah setting-an Windows agar sesuai keinginannya. Informasi mengenai registry yang diubahnya tidak akan dapat dengan mudah kita lihat karena dalam kondisi terenkripsi.
Yang ia ubah adalah seperti nilai dari item Userinit, yakni dengan menambahkan parameter ke file induk. Pada key HKEY_CURRENT_ USER\Software\Microsoft\Windows NT\CurrentVersion\Windows\Load juga akan diubah itemnya agar mengarah ke file induknya dengan nama Activex.exe. Pada HKEY_CURRENT_USER \Software\Microsoft\ Windows\CurrentVersion\Run\ akan terdapat item baru dengan nama present. Key HKEY_ LOCAL_MACHINE\SOFTWARE\Microsoft\ Windows\CurrentVersion\Run\ akan terdapat item baru juga dengan nama Default dan %username%, username di sini merupakan nama user yang sedang aktif saat itu.
Virus hasil generate dari FFE juga mengubah shell extension untuk file .exe, yakni dengan mengubah type information dari Application menjadi File Folder. Setting-an folder Options juga diubah agar tidak menampilkan extension dan setiap fi le dengan attribut hidden. Dan agar dapat aktif pada safe-mode, ia pun mengubah nilai dari item SafeBoot.
Dengan menggunakan bantuan registry Image File Execution Options, virus ini juga menambahkan item baru pada section tersebut dengan nama cmd.exe, msconfi g.exe, regedit.exe, dan taskmgr.exe. Maksudnya adalah agar setiap user yang mengakses program dengan nama file seperti itu, maka akan di-bypass oleh Windows dan dialihkan ke file induk si virus.
Bagaimana Virus Menyebar?Virus ini dapat menyebar melalui media penyimpan data seperti flash disk. Saat Anda mencolokkan flash disk pada komputer yang terinfeksi, maka pada flash disk tersebut akan terdapat beberapa file baru, seperti explorer.exe, %virusname%.exe, dan msvbvm60.dll. Juga beberapa file pendukung seperti desktop.ini, autorun.inf agar ia dapat running otomatis pada saat mengakses flash disk tersebut.
File virus lainnya pun disimpan pada direktori baru di flash disk tersebut dengan nama Recycled yang berisikan file Firus.pif dan Folder.htt. Kesemua file virus tersebut dalam kondisi hidden sehingga tidak terlihat.
Virus BeraksiUntuk dapat bertahan hidup, virus ini pun akan mencoba untuk memblok setiap program yang tidak ia inginkan seperti tools atau program antivirus termasuk PCMAV. Sama seperti halnya data registry yang diubah, data mengenai program apa saja yang diblok olehnya juga terdapat dalam tubuhnya dalam kondisi terenkripsi.
Jadi, saat virus sudah stay di memory, ia akan memonitor setiap program yang diakses oleh user, yakni dengan membaca nama file dan juga caption Window. Beberapa nama file antivirus yang dicoba untuk dibloknya adalah nav.exe, avgcc.exe, njeeves.exe, ccapps.exe, ccapp.exe, kav.exe, nvcoas.exe, avp32.exe, dan masih banyak lagi yang lainnya. Termasuk beberapa program setup atau installer juga tidak dapat dijalankan pada komputer terinfeksi.
Pencegahan dan PenanggulanganPC Media Antivirus RC19 ini dapat membersihkan komputer terinfeksi secara tuntas dan akurat 100% setiap virus yang dibuat dengan menggunakan Fast Firus Generator. Untuk menghindari aksi blok oleh virus terhadap PCMAV, silakan Anda rename terlebih dahulu file PCMAV misalnya PCMAV-CLN.EXE menjadi MERDEKA.EXE